Thursday, January 23, 2014

Politik adalah Sarana Pengabdian Kepada Masyarakat

Dewasa ini banyak dari golongan masyarakat terjun ke dunia politik sebagai tujuan berkarir atau tujuan hidup. Hal inilah sebenarnya yang menjadikan politik mengalami pergeseran nilai sehingga makna dan tujuan politik itu mengalami degradasi (pergeseran) dari arti sesungguhnya.

Sejatinya, berpolitik bukanlah tujuan tetapi berpolitik itu adalah sebagai sarana (alat) pengabdian kepada masyarakat. Jika para politisi memaknai bahwa berpolitik itu adalah sebagai sarana pengabdian maka tentu apapun aktifitas, perbuatan, dan tindakan yang dilakukan adalah murni melayani, menfasilitasi, mengakomodasi, membantu sebagai manifestasi dari bentuk pengabdian kepada masyarakat.

Namun jika politik di jadikan sebagai tujuan hidup, maka apapun yang di lakukan akan politikus tidak akan murni untuk mengabdi namun hakekatnya untuk mencari kekuasaan yang bermakna negatif yaitu: memperkaya diri dan golongan. Sehingga, dalam segala aktifitasnya di ukur dengan untung dan rugi. Termasuk dalam membantu masyarakat, tentu akan di nilai sebagai salah satu bentuk "take and give". Inilah yang terjadi saat ini.

Kondisi politik yang tidak sehat dewasa ini di akibatkan karena banyaknya masyarakat yang mengadu nasib sebagai politikus, yang salah dalam memaknai arti dari politik itu sendiri. Sehingga tidak mengherankan bahwa dalam menghadapi pesta demokrasi melalui pemilihan umum Calon Legislatif baik tingkat Kabupaten, Propinsi dan Pusat banyak hanya mengandalkan materi (uang) dalam setiap aktifitas kampanye.

Banyak dari politikus, tidak dapat menyampaikan visi, misi berupa gagasan, program dan komitmen kepada masyarakat melainkan hanya mengajarkan masyarakat untuk berfikir secara sesaat (pragmatis) berupa pembagian Jilbab, Sarung, Bakal Baju, Sembako Murah, bahkan Politik Uang (money politic).

Ini sangat tidak menyehatkan, baik bagi politikus itu sendiri maupun bagi masyarakat. Salah satu konsekwensi yang terjadi adalah jika politikus itu duduk sebagai anggota legislatif, maka sudah dapat di pastikan tidak akan ingat kembali akan tanggung jawab kepada konstituen dan masyarakatnya, karena masyarakat sudah merasa di beli dan di hargai dengan hal-hal diatas tersebut.

Masyarakat sekarang jangan di jadikan sebagai komoditas politik untuk sekedar mendulang suara, tetapi masyarakat harus di jadikan sebagai tempat pengabdian dari segala aktifitas yang dilakukan. Oleh karena itu, sudah saatnya kini, berpolitik jangan di jadikan sebagai tujuan namun harus di jadikan sebagai sarana untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, itulah sesungguhnya hakekat dari berpolitik itu sendiri.

0 comments:

Post a Comment