Monday, February 10, 2014

Caleg Harus Memiliki Idealisme Politik

Realitas demokrasi politik dewasa ini sudah bergeser dari cita-cita sesungguhnya. Budaya pragmatis kini sudah di anggap sesuatu yang wajar, bahkan jika tidak melakukan, kita di anggap ketinggalan jaman. Kondisi ini sangat tidak sehat dalam hal proses pendewasaan dan pendidikan politik.

Saat ini beragam partai politik yang turut sebagai peserta pemilu umum legislatif kebanyakan memiliki calon legislatif yang tidak punya idealisme politik tinggi dan kaderisasi yang mumpuni.

Banyak partai di Indonesia, yang ikut pemilu 9 April 2014 ini, kebanyakan tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi sesungguhnya, partai hanya mengedepankan nilai-nilai popularitas dan pragmatis. Kondisi ini bisa di lihat dari banyaknya Caleg yang di usung hanya di dasari oleh kemampuan finansial dan popularitas semata, Caleg seperti ini terkadang malah tidak paham apa itu politik dan apa itu partai.

Ada Dua hal penting yang harus di perhatikan dalam proses penyelenggaraan politik di Indonesia sebagai bagian dari upaya pencerdasan masyarakat dalam berdemokrasi. Pertama; sisi partai politik dan, Kedua; sudut pandang penerapannya di masyarakat.

Saat ini pada sisi partai politik, kita melihat banyak yang pragmatis dan praktis pada partai politik, karena hanya untuk cari uang semata, tetapi tidak ada kelembagaan politik karena mesin komunikasi politik ini mengkomunikasikan hanya untuk kepentingan pemilik atau dermawan partai.

Sementara dari sisi masyarakat, manfaat partai politik bagi masyarakat belum terasa karena peran partai dalam hal ini Caleg lemah, dalam usaha mendidik masyarakat tentang komunikasi politik, terlebih lagi para Caleg belum memperlihatkan kualitas, kapabilitas, integritas dan komitmen secara obyektif.

Untuk itu kita mengharapkan agar masyarakat cerdas dalam menentukan wakil rakyat yang benar-benar di anggap paling mampu untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat seutuhnya.

0 comments:

Post a Comment